Kunci Jawaban IPS Kelas 7 SMP Halaman 224-226 Kurikulum Merdeka


Gurun.no – IPS SMA Kelas 7 Kor Jawaban Halaman 224-226 Kurikulum Merdeka. Halo rekan-rekan guru, pada pembahasan artikel kali ini akan diberikan informasi materi sejarah lokal, Syarif Abdurrahman pada halaman 222-224, serta kunci jawaban pada tugas 10.

Materi ini dapat Anda temukan di Buku Pelajaran IPS Kelas 7 Belajar Mandiri, Bab 4, Pemberdayaan Masyarakat, halaman 224-226.

Kali ini kita akan membahas sejarah lokal Syarif Abdurrahman dan jawaban tugas 10 di halaman 224-226.

IPS SMA Kelas 7 Kor Jawaban Halaman 224-226 Kurikulum Merdeka

d. Syarif Abdulrahman

Syarif Abdurrahman adalah putra Syarif Hussein dan seorang wanita Dayak, lahir pada tahun 1742. Dia adalah cucu Syekh Abdurrahman. Menjadi seorang pemuda tampan, Abdurrahman menunjukkan ambisi dan bakatnya. Masa mudanya dihabiskan dengan berpetualang, dari berdagang di Banjarmasin hingga merantau di kapal asing. Ia menjadi menantu Sultan dengan menikahi Ratu Sirih Anom dari Banjarmasin. Namun, ambisinya yang tinggi membuatnya dibenci dan terpaksa kembali ke Mempawa, Kalimantan Barat.

Di penghujung tahun 1771, Syarif Abdurrahman dan beberapa pengikutnya berlayar menyusuri Sungai Kapuas hingga bertemu dengan Sungai Landak. Di sana ia menebang hutan dan membangun pemukiman baru, yang kemudian berubah menjadi pusat perdagangan. Namun menurut legenda setempat, kawasan tersebut dihuni oleh makhluk halus. Namun, semuanya dapat ditaklukkan, dan daerah itu diberi nama Pontianak. Terbukti dengan jelas bahwa pemilihan lokasi menguntungkan banyak pedagang yang singgah dari Bugis, Malaya, China, Sangau, Sukadana, Mempawa dan Sambas.

Lembar kerja 10 Pelajaran individual

• Apa karakteristik kawasan Pontianak yang dipilih Syarif Abdurrahman sebagai lokasi pemukiman baru?

Membalas

Di penghujung tahun 1771, Syarif Abdurrahman dan beberapa pengikutnya berlayar menyusuri Sungai Kapuas hingga bertemu dengan Sungai Landak. Di sana ia menebang hutan dan membangun pemukiman baru, yang kemudian berubah menjadi pusat perdagangan. Namun menurut legenda setempat, kawasan tersebut dihuni oleh makhluk halus. Namun, semuanya dapat ditaklukkan, dan daerah itu diberi nama Pontianak.

Mendapat posisi yang kuat, Syarif Abdurrahman melebarkan sayap ke Sangau yang merupakan daerah bawahan Kerajaan Banten. Raja Sangau berusaha meminta bantuan, namun kali ini Banten mengalami kegagalan. Banten juga menyerahkan wilayah di Kalimantan kepada Belanda. Mengetahui kekuatan Belanda, Syarif Abdurrahman mengakui keunggulan Belanda. Terakhir, Belanda memiliki hak monopoli atas produk daerah Pontianak berupa emas, intan, sarang burung walet, lada, karet, rotan, lilin, dan sagu.

Setelah memperoleh posisi yang kuat, Syarif Abdurrahman melebarkan sayap ke Sangau yang merupakan daerah bawahan Kerajaan Banten. Raja Sangau berusaha meminta bantuan, namun kali ini Banten mengalami kegagalan. Banten juga menyerahkan wilayah Kalimantan kepada Belanda. Mengetahui kekuatan Belanda, Syarif Abdurrahman mengakui keunggulan Belanda. Terakhir, Belanda memiliki hak monopoli atas produk daerah Pontianak berupa emas, intan, sarang burung walet, lada, karet, rotan, lilin, dan sagu.

Akibat ekspansi Belanda di Riau sebagai raja muda, Raja Ali mengungsi ke Mempawa. Raja Ali yang hadir sebagai musuh Belanda di Mempawa dimanfaatkan oleh Syarif Abdurrahman untuk menghilangkan hambatan perkembangan perdagangan di Pontianak.

Perebutan kekuasaan di wilayah tersebut semakin diperumit dengan konflik antara Sambas dan Mempawa. Konflik tersebut dapat dipadamkan dengan bantuan Syarif Abdurrahman, namun konflik antara Panembahan Mempawa dan Abdurrahman semakin intensif. Gus Dur melakukan manuver untuk meyakinkan pihak Belanda bahwa Panembahan Mempawa adalah musuh besarnya. Faktor lain yang memperparah konflik adalah persaingan dan permusuhan antara Pontianak dan Sukadana. Persaingan antara Pontianak dan Sukadana terjadi karena wilayah hulu Sungai Kapuas hingga Sukadana mengakibatkan Pontianak mengalami kerugian. Ketika Raja Ali melarikan diri ke Sukadana dan pindah dari Mempawa, Gus Dur mendapatkan kekuatan dan meminta bantuan Belanda. Belanda siap membantu karena Sukadana tidak pernah mengakui keberadaan mereka di Kalimantan.

Pasukan Belanda bersama Syarif Qasim (putra Syarif Abdurrahman) menyerang Sukadana. Sultan Ahmad Kaharudin melarikan diri bersama para pengikutnya. Sasaran selanjutnya adalah Mempawa dan Matan. Persaingan dan konflik di Kalimantan Barat mendorong intervensi Belanda. Belanda berjuang untuk mencapai penaklukan dan hanya membutuhkan pengakuan kekuasaan. Kalimantan Barat terintegrasi sebagai hasil dari jaringan komunikasi melalui perang, perdagangan, diplomasi dan perkawinan pada akhir abad ke-18.

Demikian pembahasan soal yang disampaikan tentang Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 224-226 Kurikulum Mandiri Bab 4 Pemberdayaan Masyarakat dalam Sejarah Lokal, Syarif Abdurrahman, dan kunci jawaban Latihan 10.

Semoga ini bermanfaat.

Penolakan tanggung jawab:

• Jawaban dan pembahasan dalam postingan ini mungkin berbeda dengan jawaban dan pembahasan dari sumber lain.

• Jadikan postingan ini sebagai salah satu referensi Anda saat menjawab pertanyaan, bukan referensi utama dan satu-satunya.

• Postingan ini tidak sepenuhnya benar


https://australiavotes.org