Kunci Jawaban IPS Kelas 7 SMP Halaman 229-232 Kurikulum Merdeka


Gurun.no – Halaman IPS Kelas 7 SMA Kunci Jawaban 229-232 Kurikulum Merdeka. Halo rekan-rekan guru, pada pembahasan artikel ini akan diberikan informasi pada materi “Permasalahan Sosial Budaya: Ketimpangan Sosial dan Kemiskinan, Kesetaraan Gender dan Kenakalan Remaja” pada halaman 229-232, serta kunci jawaban pada Sesi 12 .

Materi ini dapat Anda temukan di Buku Pelajaran IPS Kelas 7 Belajar Mandiri, Bab 4, Pemberdayaan Masyarakat, halaman 229-232.

Kali ini kita akan membahas masalah sosial budaya: kesenjangan sosial dan kemiskinan, kesetaraan gender dan kenakalan remaja, serta kunci jawaban tugas 12 halaman 229-232.

Halaman Jawaban Kunci IPS Kurikulum Merdeka Kelas 7 SMA 229-230

B. Ketimpangan sosial dan kemiskinan

Ketimpangan sosial merupakan fenomena yang terjadi sejak zaman kolonial hingga saat ini. Padahal kesenjangan dan kesadaran berbangsa menjadi salah satu pemicu munculnya proklamasi di Indonesia. Ketimpangan sosial di Indonesia muncul dari perbedaan tingkat pendapatan individu dan terkait erat dengan kemiskinan.

Perbedaan pendapatan dapat memicu ketimpangan atau ketimpangan. Pada awal peradaban, manusia hanya berburu dan meramu, bercocok tanam dan menggantungkan hidupnya pada alam. Ketika penjelajah mulai bermunculan mengunjungi berbagai bagian negara, orang mulai berdagang. Orang yang bekerja keras dapat menabung lebih banyak dan membuka bidang usaha yang lebih luas. Sementara mereka yang tersingkir, tidak mampu mengikuti dan membaca tren perubahan kebutuhan masyarakat, akan tertinggal.

Kemiskinan adalah keadaan seseorang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan). Tingkat kemiskinan bervariasi, tetapi kemiskinan adalah masalah global yang mengelilingi kita di mana-mana. Tingkat kemiskinan terdiri dari berbagai tingkatan, bahkan di Indonesia masih sulit untuk memisahkan masyarakat menjadi penerima bantuan negara atau tidak.

Lembar kerja 12 Kegiatan kelompok

1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4-5 orang

2. Temukan data jumlah penduduk miskin di Indonesia dari tahun ke tahun!

3. Tentukan trend apakah mengalami kenaikan atau penurunan.

4. Buatlah kesimpulan dengan argumen yang logis

5. Kumpulkan untuk diperiksa guru, lalu presentasikan ke kelas.

Membalas

BPS melaporkan jumlah penduduk miskin setiap bulan Maret dan September.

Penjelasan:

Jumlah penduduk miskin Maret 2015 – Maret 2021

2015: 28,59 juta orang

2016: 28,01 juta orang

2017: 27,77 juta orang

2018: 25,95 juta orang

2019: 25,14 juta orang

2020: 26,42 juta orang

2021: 27,54 juta orang

Jumlah Penduduk Miskin, September 2015 – September 2021

2015: 28,51 juta orang

2016: 27,76 juta orang

2017: 26,58 juta orang

2018: 25,67 juta orang

2019: 24,78 juta orang

2020: 27,55 juta orang

2021: 26,5 juta orang

Berdasarkan data tersebut, jumlah penduduk miskin menurun dari tahun 2015 ke tahun 2019. Namun, bertepatan dengan pandemi Covid-19, jumlah orang miskin justru bertambah. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 sebanyak 26,42 juta orang, pada Maret 2019 – 25,14 juta orang. Jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 27,55 juta pada September 2020 dari 24,78 juta pada September 2019. Namun, pada Maret dan September 2021, jumlah penduduk miskin kembali turun. Meski pada Maret 2021 masih lebih tinggi dibanding Maret 2020.

V . Kesetaraan gender

Kesetaraan gender di Indonesia diprakarsai oleh tokoh-tokoh seperti Ratu Kalinyamat, Keumalahayati, Kut Nyak Dyen, Devi Sartika, Kartini dan banyak tokoh gulat perempuan lainnya sebelum Indonesia merdeka. Namun, sejauh ini disparitas gender masih dapat ditemukan di Indonesia. Kesetaraan menurut KBBI adalah sama atau sederajat, sederajat atau tidak lebih rendah satu sama lain. Kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dapat tercapai apabila keduanya memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, mengakses, memperoleh manfaat dan mengontrol dalam berbagai aspek kehidupan.

e.Kenakalan remaja

Indonesia didirikan berkat perjuangan dan semangat para pemuda. Banyak yang mati dalam perang. Setelah Indonesia merdeka dan melaksanakan reformasi, para pemuda sibuk melakukan kenakalan remaja. Berbicara mengenai masalah kenakalan remaja dalam konteks sosiokultural secara sangat luas, maka dibedakan jenis-jenis kenakalan remaja berikut ini:

1) Vandalisme.

Setelah kemerdekaan Indonesia, masyarakat berbondong-bondong menyebarkan berita kemerdekaan secara tertulis, bahkan di dinding-dinding bertuliskan “Merdeka”. Namun, hal ini berbeda dengan vandalisme atau grafiti yang terjadi saat ini. Vandalisme adalah tindakan merusak dan menghancurkan barang berharga atau karya seni lain yang bukan miliknya. Tindakan ini biasanya dilakukan dengan mencoret-coret dinding dengan kata-kata atau gambar tanpa izin.

Menandai tembok yang bukan miliknya dengan inisial kelompoknya (bisa nama kelompok, singkatan nama sekolah, atau yang lainnya) juga merupakan tindakan vandalisme. Hewan, termasuk kucing, memiliki kebiasaan menandai wilayahnya dengan urin untuk menjauhkan kucing lain. Intinya, kita manusia yang memiliki otak lebih besar dari kucing harus bisa berpikir lebih panjang dan memutuskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Bagaimana perasaan Anda jika Anda berada di posisi pemilik tembok? Siapa yang menanggung kerugian dari kejadian ini? Apakah tindakan tersebut sesuai dengan cita-cita nenek moyang bangsa?

2) Perkelahian antar pelajar

Dulu, tokoh seperti Pangeran Nuku dan Malahayati menghabiskan masa mudanya melawan penjajah. Semangat perjuangan harus ditiru oleh generasi muda. Pada dasarnya, siswa belajar dan melawan kebodohan, bukan melawan teman sekelas. Perkelahian antar pelajar merupakan masalah sosial budaya yang menimbulkan banyak korban jiwa dan keresahan warga sekitar.

Sebagai remaja, generasi penerus dan penentu peradaban, siswa hendaknya dapat menjadi teladan bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Kebencian dan permusuhan tidak boleh diturunkan dari generasi yang lebih tinggi ke generasi yang lebih rendah. Alangkah baiknya jika kita benar-benar memupuk rasa persahabatan antar siswa, bukan permusuhan. Persaingan antar sekolah dapat dikukuhkan dengan kejuaraan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Tawuran tidak hanya merugikan warga sekitar. Bahkan, jika merenggut nyawa orang lain, ancaman pidana penjara bisa dijatuhkan.

3) Penyalahgunaan narkoba

Obat-obatan seperti opium dan mariyuana sebenarnya adalah obat untuk menenangkan saraf dan menghilangkan rasa sakit. Obat ini banyak digunakan dalam pengobatan pada pasien dengan gangguan saraf. Selain narkoba, dikenal juga istilah “napza” yang mengacu pada narkoba, psikotropika, dan zat adiktif.

Jika seseorang tanpa gejala di atas menggunakan obat tanpa resep dokter, dapat menyebabkan ketidaksadaran, kerusakan jaringan, dan kecanduan. Penggunaan tersebut juga dapat dikenai hukuman atas tindakan ilegal. Memerangi peredaran narkoba di Indonesia berarti menyelamatkan generasi mendatang. Indonesia berhasil mengusir penjajah dan menghentikan penjajahan. Namun perjuangan kita belum berakhir, karena perang terhadap narkoba adalah tanggung jawab kita bersama.

Demikian pembahasan soal yang disampaikan tentang Kunci Jawaban IPS Kelas 7 SMA, Kurikulum Mandiri halaman 229-232, Bab 4, Pemberdayaan Masyarakat terhadap Ketimpangan Sosial dan Kemiskinan, Kesetaraan Gender, dan Kenakalan Remaja, serta Kunci Jawaban Latihan 12.

Semoga ini bermanfaat.

Penolakan tanggung jawab:

• Jawaban dan pembahasan dalam postingan ini mungkin berbeda dengan jawaban dan pembahasan dari sumber lain.

• Jadikan postingan ini salah satu referensi Anda saat menjawab pertanyaan, bukan referensi utama dan satu-satunya.

• Postingan ini tidak sepenuhnya benar.


https://australiavotes.org