Kunci Jawaban Soal tentang Teks Bung Hatta Tidak Mudah Tergoda Harta


Kunci jawaban soal teks Bung Hatta yang tak mudah tergoda harta. Halo sobat guru, pada artikel kali ini kami akan menyajikan informasi tentang kunci jawaban soal teks bung Hatta yang tidak mudah tergiur harta. Pembahasan masalah ini dapat ditemukan dalam buku Pintar Pintar Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/SMK.

Sebelum masuk ke pembahasan masalah sobat, baca baik-baik teks Bung Hatta, tidak mudah tergiur harta. Setelah itu, buatlah pertanyaan-pertanyaan yang menyertainya.

Untuk pembahasan lengkapnya, yuk simak sama-sama ulasan berikut ini!

Kunci Jawaban Soal Teks Bung Hatta Tak Mudah Tergoda Kekayaan, Kelas 10 SMA Bahasa Indonesia, hal 128

Bung Hattu tidak mudah tergoda oleh kekayaan

Bagi pejabat Indonesia, kisah kejujuran Mohammad Hatta mungkin sudah menjadi legenda. Bung Khatta yang pernah memegang jabatan sangat penting di republik ini adalah seorang yang dikenal sederhana dan kaya raya. Bahkan, ia mendapatkan kembali biaya perjalanan dinasnya ketika mengetahui ada kelebihan uang jajan.

Kisah ini diawali dengan kisah Yi Wangsa Wijaji, sekretaris pribadi wakil presiden (vapres) pertama. Dalam buku “Mengenang Bung Hatta” karya Wangs, pria yang puluhan tahun mendampingi Bung Hatta itu menuturkan, atasannya selalu mengembalikan kelebihan dana pemerintah yang dialokasikan sebagai anggaran perjalanan dinas.

Pada tahun 1970, ketika tidak lagi menjadi wakil presiden, Bung Khatta diundang ke Irian Jaya, sekarang bernama Papua. Ketika Bung Khatta diundang ke Irian Jaya, ia juga mengunjungi tempat pengasingannya pada masa penjajahan Belanda. Drama pecah ketika Bang Hatta disodori amplop berisi “uang saku” setelah ia dan rombongan tiba di Irian.

Baca juga: Kunci jawaban soal teks biografi Ki Hajar Devantara

“Surat apa ini?” tanya Bang Hatta.

Sumarno, Menteri Keuangan saat itu yang mengatur kunjungannya, menjawab, “Bukan surat, Bung. Uang, uang jajan untuk perjalanan Bang Hatta ke sini.”

“Uang apa lagi? Apakah semua biaya perjalanan saya sudah ditanggung oleh pemerintah? Saya harus berterima kasih atas kesempatan mengunjungi daerah Irian ini. Saya benar-benar tidak mengerti lagi untuk apa uang ini?”

“Wah bung. Ini uang dari pemerintah, termasuk biaya perjalanan Bung Hatta dan

kelompok,” kata Sumarno mencoba meyakinkan Bung Hatta.

“Tidak! Itu uang rakyat. Aku tidak mau mengambilnya. Kembalilah!” kata Bung Hatta menolak amplop yang ditawarkan kepadanya.

Rupanya, Sumarno ingin meyakinkan Bung Hatta bahwa dia dan seluruh pengiringnya yang menuju Irian dianggap sebagai pejabat. Pada masa itu, pejabat diberi tunjangan perjalanan, termasuk biaya saku. Kembali tidak mungkin.

Setelah hening sejenak, Bung Khatta berkata, “Maaf Kak. Saya tidak mau menerima uang ini. Saya tegaskan lagi!

Bagaimanapun, ini adalah uang rakyat dan harus dikembalikan kepada rakyat! Ketika dia mengunjungi Tanah Merah, tempat dia diasingkan, setelah berdakwah kepada Digul, dia memanggil Sumarno. “Apakah Anda masih menyimpan amplop berisi uang tempo hari?” tanya Bang Hatta. Dijawab: “Pria lain.” Bung Khatta kemudian menyerahkan amplop beserta seluruh isinya kepada tokoh masyarakat di Digul. “Uang ini berasal dari rakyat dan sudah kembali ke tangan rakyat,” kata Bung Hatta.

Kisah penolakan Bung Hatta untuk menerima uang tambahan berlanjut setahun kemudian, tepatnya tahun 1971, saat ia berobat ke Belanda. Sesampainya di Indonesia, Bung Hatta bertanya kepada Wangsu tentang penerimaan dan penggunaan uang selama perjalanan. Ketika dia mengetahui bahwa uang itu masih ada, dia memerintahkan Vance untuk mengembalikannya ke negara bagian dan berterima kasih kepada Presiden.

Wangsa dengan cepat mengembalikan uang itu ke Sekretariat Negara (Sekneg). Namun, di sana bahkan Wangsu dijadikan bahan tertawaan. Pasalnya, uang yang dikeluarkan dianggap legal dan menjadi milik entitas yang didanai. Apalagi mantan wakil presiden yang dibiayai negara dibiayai.

Baca juga: Kunci jawaban soal teks biografi I Gusti Ngurah Rai

Saat itu, Wangsa sedang pusing tujuh keliling. Ia menjelaskan kepada Bung Hatta bahwa sisa uang perjalanan dinas adalah uang saku tambahan. Namun, Bung Khatta memarahi Wangsu dengan kasar. “Kebutuhan lingkungan dan saya sendiri terpenuhi. Jadi, perlu dikembalikan, dan jika masih ada yang tersisa, kembalikan.

Wangsa mengatakan, saat itu tidak pernah terpikir oleh Bung Hatta untuk menggunakan uang negara untuk kepentingan pribadi. Padahal, perekonomian Bung Hatta saat itu sangat sulit. Bung Khatta, kata Wangsa, selalu menganggap uang negara sebagai uang rakyat.

Singkatnya, Wangse berhasil mengembalikan uang tersebut kepada Sekretaris Negara dengan memberikan bukti bahwa dia telah menyerahkan diri. Setelah itu, Bung Hatta puas.

Untuk menguji pemahaman bacaan Anda, Anda dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut! Tulis jawaban Anda di buku catatan Anda! Diskusikan dengan sekelompok teman lalu presentasikan di depan kelas!

1. Jelaskan mengapa kisah kejujuran Mohammad Hatta dianggap legenda oleh para pejabat!

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “uang saku” pada teks di atas!

3. Untuk alasan apa Sumarno memberikan amplop berisi uang itu kepada Mohammad Hatta?

4. Apa alasan Mohammad Hatta menolak uang yang diberikan oleh Sumarno?

5. Jelaskan apa bukti bahwa Mohammad Hatta adalah seorang yang sederhana dan tidak mudah tergoda oleh harta!

6. Mohammad Hatta akhirnya menyerahkan uang dari Sumarno kepada tokoh masyarakat di Digula. Menurut Anda, apakah ini benar? Jelaskan mengapa!

7. Mohammad Hatta percaya bahwa uang negara adalah uang rakyat. Jelaskan arti dari pernyataan tersebut, berdasarkan pemahaman Anda sendiri!

8. Menurut Anda, apakah tokoh Mohammad Hatta berdasarkan isi teks tersebut?

9. Pesan atau pesan apa yang terkandung dalam teks di atas?

10. Apakah Anda setuju dengan pemikiran dan pandangan Bung Hatta dalam teks di atas? Jelaskan mengapa!

Baca juga: Jawaban Kunci Memahami Biografi

Membalas :

1. Saat itu Bung Hatta tidak menerima “uang saku”, karena menurutnya itu adalah uang rakyat yang harus dikembalikan kepada rakyat, selain juga mengembalikan uang sisa perjalanan dinas .

2. “Uang saku” adalah uang yang diberikan kepada seseorang untuk maksud dan tujuan tertentu.

3. Sumarno ingin meyakinkan Bung Hatta bahwa dirinya dan seluruh pengiringnya sampai ke Irian dianggap pejabat, uang itu untuk biaya perjalanan para pejabat dan pengiringnya.

4. Uang rakyat harus dikembalikan kepada rakyat. Bung Khatta percaya bahwa pemerintah yang membayar ongkosnya.

5. Dia menolak memberikan “uang saku”, yang dianggap populer.

6. Betul, uang titipan Bung Hatta diberikan kepada para pemimpin masyarakat, yang tentunya akan mengembalikannya untuk kepentingan masyarakat.

7. Salah satu sumber uang rakyat adalah pajak yang dipungut dari penduduk.

8. Jujur, tidak fana dan tidak terobsesi dengan kekayaan.

9. Jujurlah dengan diri sendiri dan orang lain. Lakukan yang terbaik yang Anda bisa dan jangan gunakan tanggung jawab Anda untuk mendapatkan lebih banyak uang untuk diri Anda sendiri. Uang yang akan digunakan untuk kebaikan masyarakat harus digunakan dengan benar untuk kebaikan masyarakat dan tidak disalahgunakan.

10. Setuju, Bang Hatta berwatak jujur, bertanggung jawab atas tugas yang diberikan dan tidak mau mengambil uang yang bukan haknya.

Kesimpulan

Dengan demikian, pembahasan pertanyaan yang dapat dihadirkan terkait dengan kunci jawaban pertanyaan seputar teks Bung Hatta tidak mudah tergiur oleh kekayaan. Semoga bermanfaat dan selamat belajar!

Baca Juga: Kunci Membuat Postingan Media Sosial

Penolakan tanggung jawab:

1. Jawaban dan pembahasan dalam postingan ini mungkin berbeda dengan jawaban dari sumber lain.

2. Jadikan postingan ini salah satu bahan referensi saat menjawab pertanyaan, dan bukan panduan utama dan satu-satunya.

3. Posting ini tidak sepenuhnya benar.


https://australiavotes.org